Apakah mudah memaafkan kesalahan orang lain? Mungkin itu merupakan pertanyaan umum yang kerap kali diajukan banyak orang. Memaafkan bisa dikatakan sebagai mengampuni kesalahan, tidak mendendam, memberi remisi, atau pembebasan. Secara psikologis, memaafkan merupakan proses menurunnya motivasi membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah menyakiti sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan mendorongnya bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya.
Sebagian besar orang kesulitan untuk memaafkan kesalahan orang lain. Sulitnya memaafkan menyebabkan malas berkomunikasi dengan orang itu lagi, tak menyapa hingga bermusuhan. Apakah seperti itu parahnya kesalahan yang ada hingga tak ada kata mmaafkan lagi? Apakah tak ada lagi kesempatan kedua itu?
Menurut Rasulullah SAW, jika marah atau kesal pada seseorang cukup hanya 3 hari saja, karena dalam kurun waktu 3 hari amarah yang ada diharapkan bisa hilang. Setelah itu kita wajib menyambung kembali tali persaudaraan yang sempat putus karena itu.
Aku sendiri menulis status ini untuk salah satu temanku, tepatnya teman sebangku. Hari ini ia bilang padaku dan teman lain, kalau tak ikhlas berteman mendingan ga usah saja. Lho??? Apa yang sebenarnya terjadi? Jadi pokok permasalahannya karena dia merasa tak dianggap oleh salah satu temanku, dan juga karena dia sering disindir-sindir tentang kelakuannya. Entah oleh temanku itu hanya bercanda atau malah temanku itu memusuhinya dibaliknya aku tak tau. Akibatnya, aku dan salah satu temanku yang lain terkena imbasnya.
Tapi, Alhamdulillah, dia masih menganggapku sebagai teman, meskipun anggapan itu masih simpang siur adanya.
Memaafkan, membuat hati tenang, semangat tumbuh, musnahnya permusuhan dan pikiran rileks. Lalu kenapa masih banyak orang yang sulit memaafkan keslahan orang lain atau dirinya sendiri?
Bagaimana pendapat Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar